Selasa, 23 November 2010

review jurnal 1

1. Tema : Kepuasan Konsumen

2. Judul : Analisis kinerja event organizer diskotik stadium jakarta


3. Latar Belakang Masalah :
      Dalam  tahapan  ini  kinerja  sebuah  Event Organizer (EO)  akan  dilihat  dan  diamati  oleh  banyak  pihak. Koordinasi  antar  sub divisi  harus benar – benar  bagus, hal  ini  bisa  didukung   dengan  persiapan  pada   Pra Produksi  yang   matang.  Namun kadang kala  apa  yang direncanakan dalam Pra produksi seringkali berbeda dengan apa yang dihadapi. Sehingga membutuhkan kepekaan dalam improvisasi serta koordinasi lebih lagi.
        Bekerja di dunia Event Organizer (EO) adalah menjual jasa, karena itu operasional produksi adalah etalase, tempat memajang barang dagangan (jasa) agar dilirik orang kemudian orang tersebut membeli.
      Banyak pemilik produk, calaon – calon sponsor dan bahkan penonton itu sendiri yang melakukan penilaian terhadap Event Organizer. Penilain baik tidaknya sebuah Event organizer (EO) bisa dilihat dari kinerja Event Organizer tersebut saat menggelar event atau dalam tahap produksi. Ketika  terlihat  Event Organizer bekerja rapi, event berjalan lancar dan sukses, kesempatan untuk mendapatkan proyek event lainnya akan datang dengan sendirinya.

Masalah : berapa besar pengaruh kinerja EO yang paling mendominasi dalam membentuk kepuasan konsumen dalam bidang industri diskotik
Tujuan :
a. mengidentifikasi kinerja EO dalm pembentuk kepuasan konsumen pada diskotik stadium jakarta
     b. seberapa besar variabel-variabel tersebut saling berhubungan
4. Metodologi
a. data dan variabel
Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari responden yang diambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada konsumen hipermarket di Depok
Variabel :
1. Keandalan (realibility)
2. Daya tanggap (responsiveness)
3. Jaminan (assurance)
4. Empati (empathy)
5. Bukti Fisik (Tangibles)
b. model sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel random yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi. Mengingat besarnya populasi, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebesar 100 orang konsumen pada diskotik stadium jakarta
c. tahap penelitian
1. uji validitas, mengetahui derajat ketepatan data dari hasil pengukuran sampel dengan konsep pengukuran.
2. uji reabilitas, alat untuk mengetahui derajat kehandalan data dari hasil pengukuran sampel yang berguna untuk melihat konsistensi pengukuran.
3. analisis korelasi, mengetahui pola dan keeratan hubungan antara dua atau lebih variabel.
5. Hasil dan Pembahasan
a. Analisis Korelasi Antar Variabel, Untuk melihat apakah ada hubungan antar variabel pembentuk kepuasan konsumen pada diskotik stadium jakarta dan memudahkan membuat hipotesis, maka dilakukan dengan menggunakan Korelasi Pearson
b. Analisis Faktor, Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel – variabel yang membentuk kepuasan konsumen pada diskotik stadium jakarta maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan Tabel Component Matrix
6. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan : Dari lima variabel yang telah diuji dan dianalisis dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hubungan antar variabel pembentuk kepuasan konsumen pada diskotik stadium jakarta adalah signifikan.
2. Variabel bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati mampu membentuk komponen utama kepuasan konsumen.
3. Dari lima variabel yang paling dominan membentuk kepuasan konsumen pada diskotik stadium jakarta adalah variabel Daya Tanggap.
Daya Tanggap menunjukkan variabel yang paling mendominasi dalam membentuk kepuasan konsumen pengunjung pada diskotik stadium jakarta, untuk variabel-variabel yang lain perlu adanya evaluasi dan peningkatan pelayanan yang telah disediakan agar pelayanan kualitas jasa yang disediakan pada diskotik stadium jakarta  diterima baik oleh konsumen.
b. Saran : Meskipun semua variabel menunjukkan bahwa konsumen meras puas tetapi perusahaan harus menjaga bahwa pesaing tidak hanya para pesaing yang lama dalam kompetisi dunia usaha karena dimasa mendatang daya saing semakin tinggi sehingga membutuhkan suatu inovasi dalam kegiatan usaha

Minggu, 10 Oktober 2010

perilaku konsumen


NAMA  : GABRIELLE GIRI
KELAS : 3 EA 12
NPM     : 10208531

 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini serta seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yan gsemakin pesat sangat mempengaruhi minat para konsumen untuk membeli prodak yang beredar di pasaran oleh karena itu para produsen saling berlomba untuk meningkatkan mutu dan daya jual prodak mereka masing – masing. Sikap para konsumen serta motivasi para konsmen untuk membeli sangat di perhatikan sekali oleh para produsen.
Ada beberapa macam pengertian sikap yang di sampaikan oleh para ahli. Kesumuanya mempunyai kesamaan yang Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk. Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan.
Serta untuk pengertian motivasi, motivasi adalah dorongan dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.
Oleh karena itu di sini penulis mebuat suatu makalah yang membahas tentang sikap dan motivasi. Penulis membahas pengertian – pengertian sikap dan motivasi serta fungsi – fungsi dari sikap dan motivasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis akan merumuskan masalah pada pengertian – pengertian dari sikap dan motivasi, fungsi – fungsi sikap dan motivasi, model sikap, pembentukan sikap, serta macam – macam motivasi.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah – masalah haya pada pada pengertian – pengertian dari sikap dan motivasi, fungsi – fungsi sikap dan motivasi, model sikap, pembentukan sikap, serta macam – macam motivasi
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari sikap dan motivasi. Sikap para konsumen serta motivasi para konsmen untuk membeli sangat di perhatikan sekali oleh para produsen. Di era era globalisasi seperti sekarang ini serta seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yan gsemakin pesat sangat mempengaruhi minat para konsumen untuk membeli prodak yang beredar di pasaran oleh karena itu para produsen saling berlomba untuk meningkatkan mutu dan daya jual prodak mereka masing – masing.
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku Konsumen

  Pemahaman terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian merupakan salah satu tugas penting manager pemasaran. Hal ini disebabkan karena dengan diketahuinya perilaku konsumen dalam pasar, maka perusahaan dapat menentukan kebutuhan dan keinginan pasar serta dapat memberikan kepuasan dengan lebih efektif dan efisien (Kotler, 1994:18). Penyusunan program pemasaran seperti ini sesuai dengan salah satu falsafah pemasaran yaitu konsep pemasaran (Pawitra, 1993:4).
Konsep pemasaran menggunakan perspektif dari luar ke dalam. Artinya bahwa, konsep ini dimulai dengan pemasaran yang terdefinisikan dengan baik, memfokuskan pada kebutuhan pelanggan, pengkoordinasian semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan keuntungan melalui penciptaan kepuasan konsumen. Jadi konsep pemasaran berpijak pada empat pilar utama yaitu fokus pada pasar, orientasi pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi, dan kepuasan.
Berpijak pada konsep pemasaran di atas, maka pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen atas pasar sasaran perlu mendapat perhatian dari para manager pemasaran. Hal ini disebabkan karena kebutuhan adalah suatu keadaan dimana terdapat perasaan kekurangan akan kepuasan tertentu, sedangkan keinginan adalah dorongan-dorongan akan pemuasan tertentu dari kebutuhan yang lebih dalam (Kotler, 1994:7). Untuk mengetahui mengapa konsumen memilih produk, merek, penjual, waktu pembelian, dan jumlah pembelian tertentu, maka diperlukan studi tentang sikap konsumen.
Model perilaku pembelian menunjukkan bahwa sikap pembelian konsumen muncul sebagai respon terhadap rangsangan yang diterima. Rangsangan itu berasal dari luar dirinya yaitu rangsangan pemasaran dan rangsangan lingkungan. Rangsangan pemasaran meliputi atribut-atribut produk yang diturunkan oleh pemasar kepada konsumen yang biasanya dikelompokkan ke dalam bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi), sedangkan rangsangan lingkungan meliputi : lingkungan ekonomi, teknologi, politik dan sosial-budaya.
Pendekatan perilaku konsumen
  1. 1. Pendekatan cardinal
Pendekatan cardinal juga disebut sebagai pendekatan marginal utility. Pendekatan cardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi barang dapat diukur dengan satuan tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi, semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen. Konsumen yang rasional akan berusaha memaksimumkan kepuasannya pada pendapat yang dimilikinya.
Nilai guna total adalah kepuasan total yang dimiliki oleh konsumen dalam mengkonsumsi  sejumlah barang atau jasa tertentu dalam keseluruhan. Sedangkan nilai guna marjinal atau kepuasan marjinal adalah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang ditempatinya.
Untuk memaksimumkan kepuasan seorang konsumen akan mengkonsumsi atau meminta barang sedemikian rupa sehingga kepuasan marginal dari barang X yang dikonsumsi dibagi dengan harga barang X itu sama dengan kepuasan marginal barang Y yang dikonsumsi dibagi dengan harga barang Y tersebut, dan seterusnya.
MUA/PA = MUB/PB = MUC/PC =     …………………. MUZ/PZ
Dengan :
MU               =    kepuasan marginal
P                   =    harga barang
a, b, c… z       =    macam barang konsumsi
  1. 2. Pendekatan ordinal
Pendekatan ordinal digunakan karena pada pendekatan cardinal memiliki beberapa kelemahan, antara lain karena pendekatan kerdinal yang bersifat subjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna marjinal. Sebagian ekonom saat ini menolak pendekatan cardinal yang hanya membahas konsumsi barang barang sederhana. Mereka lebih memperkenalkan pendekatan ordinal yang lebih memberi penekanan pada preferensi, yaitu “barang A lebih saya sukai dari pada barang B”. pendekatan ordinal membuat peringkat atau urutan urutan kombinasi barang yang dikonsumsi.
Mengukur kepuasan konsumen melalui pendekatan ordinal dapat menggunakan kurva indiferensi di dasarkan pada empat asumsi, yaitu :
  1. Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang barang konsumsi yang dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi.
  2. Konsumen mempunyai pendapatan tertentu.
  3. Konsumen berusaha mendapat kepuasan maksimum dari barang barang yang dikonsumsi.
  4. Kurva indiferensi yang semakin jauh dari titik nol menggambarkan kepuasan yang semakin tinggi.
Ciri Kurva Tak Acuh / Indifference Curve
  • Berslope negatif (turun dari kiri atas ke kanan bawah)
  • Tidak saling berpotongan
  • Cembung terhadap titik origin
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan  pada saat mereka membutuhkan. Keputusan membeli pada dasarnya berkaitan dengan “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli:
a.       Kebudayaan
Kebudayaan ini sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
b.      Kelas sosial
Pembagian masyarakat ke dalam golongan/ kelompok berdasarkan pertimbangan tertentu, misal tingkat pendapatan, macam perumahan, dan lokasi tempat tinggal
c.       Kelompok referensi kecil
Kelompok ‘kecil’ di sekitar individu yang menjadi rujukan bagaimana seseorang harus bersikap dan bertingkah laku, termasuk dalam tingkah laku pembelian, misal kelompok keagamaan, kelompok kerja, kelompok pertemanan, dll
d.      Keluarga
lingkungan inti dimana seseorang hidup dan berkembang, terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam keluarga perlu dicermati pola perilaku pembelian yang menyangkut:
  • Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.
  • Siapa yang membuat keputusan untuk membeli.
  • Siapa yang melakukan pembelian.
  • Siapa pemakai produknya.
e.       Pengalaman
Berbagai informasi sebelumnya yang diperoleh seseorang yang akan mempengaruhi perilaku selanjutnya
f.       Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk beringkah laku
g.      Sikap dan kepercayaan
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Kepercayaan adalah keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya
h.      Konsep diri
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.
Macam-Macam Situasi Pembelian
Jumlah dan kompleksitas kegiatan konsumen  dalam pembeliannya dapat berbeda-beda. Menurut Howard, pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah, dan terdapat  tiga macam situasi:
1. Perilaku Responsi Rutin
Jenis perilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merk-mek beserta atributnya.
2. Penyelesaian Masalah Terbatas
Pembelian yang  lebih kompleks dimana pemeli tidak mengetahui sebuah merk tertentu dalam suatu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan  informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli
3. Penyelesaian Masalah Ekstensif
Pembelian yang sangat kompleks yaitu ketika  pembeli menjumpai jenis produk yang kurang dipahami dan tidak mengetahui kriteria penggunaannya
Struktur Keputusan Membeli
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur yang mencakup beberapa  komponen:
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen  dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik merknya.
3. Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.
Tahap-tahap dalam Proses Pembelian
1. Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan
Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanyakeinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan
2. Menilai Sumber-sumber
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
3. Menetapkan Tujuan Pembelian
Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya
4. Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian
Tahap ketika konsumen mulai  mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian
5. Keputusan Membeli
Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya
6. Perilaku Sesudah Pembelian
Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu.

ELASTISITAS
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proposional dari sebuah variable dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Secara umum elastisitas di bedakan menjadi dua macam yaitu ?
  1. 1. Elastisitas titik
Yaitu mengukur elastisitas pada satu titik tertentu atau pada pergerakan dari beberapa titik.
  1. 2. Elastisitas busur
Yaitu mengukur elastisitas pada beberapa titik secara bersamaan.
Ada tiga jenis elastisitas, yaitu :
  1. Elastisitas permintaan harga
  2. Elastisitas permintaan silang
  3. Elastisitas permintaan pendapatan

Faktor- faktor yang mempengaruhi Elastisitas :
  1. Seberapa besar barang-barang lain dapat menggantikan barang yangbersangkutan.
  2. Seberapa besar dari pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang  yang  bersangkutan.
  3. waktu analisis
  4. Banyak tidaknya macam penggunaan barang yang bersangkutan.
2.1 Sikap
Terdapat beberapa pengertian sikap yang disampaikan oleh para ahli. Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk.
Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu dipahami beberapa karakteristik sikap, diantaranya memiliki objek, konsisten, intensitas dan dapat dipelajari.
2.2. Model dan Teori Sikap
Perkembangan teori tentang sikap sudah sangat maju. Sikap juga dapat digambarkan dalam bentuk model. Model tradisional menggambarkan pengaruh informasi dari lingkungan luar pribadi seseorang, di mana informasi tersebut akan diolah dengan menggunakan elemen internal dari seseorang, untuk menghasilkan sikap terhadap objek.
Model analisis konsumen menyebutkan bahwa sikap terdiri dari komponen perasaan (affect) dan kognitif, perilaku, serta lingkungan. Model tiga komponen dan model ABC menyatakan bahwa sikap konsumen dibentuk oleh faktor kognitif, afektif, dan konatif (perilaku atau kecenderungan untuk berperilaku). Teori kongruitas menggambarkan pengaruh antara dua jenis objek, di mana kekuatan satu sama lain dapat saling mempengaruhi persepsi konsumen.
Dan model terakhir adalah model Fishbein yang merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan intensitas dari kepercayaan tersebut. Model Fishbein ini kemudian dimodifikasi dengan menambahkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku dan norma subjektif.
2.3. Three Component Attitude Model
Model ini dikembangkan oleh para ahli perilaku, khususnya ahli psikologi social. Menurut model ini terdiri dari tiga komponen, diantaranya adalah :
  1. Komponen Kognitif.
Komponen Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi dari pengalaman langsung dengan objek sikap dan informasi terkait yang didapat dari berbagai sumber. Komponen ini sering kali dikenal sebagai keyakinan atau kepercayaan sehingga konsumen yakin bahwa suatu objek sikap memiliki atribut-atribut tertentu dan perilaku tertentu akan menjurus ke akibat atau hasil tertentu.
  1. Komponen Afektif
Komponen Afektif ialah emosi atau perasaan terhadap suatu produk atau merk tertentu. Emosi dan perasaan terutama mempunyai hakikat evaluatif, yaitu apakah konsumen suka atau tidak terhadap produk tertentu.
  1. Komponen Konatif
Komponen Konatif ialah kecenderungan seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan dan prilaku dengan cara tertentu terhadap suatu obyek sikap. Dalam pemasaran dan penelitian konsumen, komponen konatif lazimnya diperlakukan sebagai ekspresi niat konsumen untuk membeli atau menolak suatu produk
2.4. Pembentukan Sikap
Sikap yang terbentuk biasanya didapatkan dari pengetahuan yang berbentuk pengalaman pribadi. Sikap juga dapat terbentuk berdasarkan informasi yang diterima dari orang lain, yang memiliki pengaruh. Kelompok juga menjadi sumber pembentukan sikap yang cukup berpengaruh.
Alur pembentukan sikap dimulai ketika seseorang menerima informasi tentang produk atau jasa. Informasi tersebut, kemudian dievaluasi dan dipilah, berdasarkan kebutuhan, nilai, kepribadian, dan kepercayaan dari individu. Sehingga terjadilah pembentukan, perubahan atau konfirmasi dalam kepercayaan konsumen terhadap produk, serta tingkat kepentingan dari tiap atribut produk terhadap dirinya atau terhadap kebutuhannya saat ini.
Hasil akhirnya adalah terbentuknya sikap dari individu terhadap suatu objek (produk, jasa atau hal lainnya). Tingkat komitmen dari pembentukan sikap beragam, mulai dari compliance, identification, sampai kepada internalization. Dalam prinsip konsistensi sikap, terdapat harmoni antara pemikiran, perasaan, dan perbuatan, yang cenderung menimbulkan usaha untuk menciptakan keseimbangan antara ketiganya.
Adanya disonansi antara elemen sikap dan perilaku dapat direduksi dengan menghilangkan, menambah atau mengubah keduanya (teori disonansi kognitif). Teori persepsi diri menyatakan bahwa sikap dapat ditentukan dari perilaku yang diobservasi. Adanya penerimaan dan penolakan pesan berdasarkan standar yang dibentuk dari sikap sebelumnya terdapat dalam teori penilaian sosial.
2.5 . Perubahan Sikap
Strategi perubahan sikap dapat dilakukan baik terhadap produk dengan keterlibatan tinggi, maupun untuk produk dengan tingkat keterlibatan rendah. Usaha mengarahkan audiens untuk produk dengan keterlibatan rendah ditempuh dengan mentransformasi situasi ke arah keterlibatan konsumen yang tinggi. Adapun strategi perubahan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tertentu dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi persuasif, yang mengikuti alur proses komunikasi yang efektif.
Pemasar harus mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan dapat menyebabkan perubahan sikap dari penerima pesan atau konsumen. Faktor sumber, pesan, dan penerima pesan dapat digunakan secara optimal untuk menghasilkan perubahan sikap dan tentunya perubahan perilaku positif dari konsumen yang diharapkan oleh pemasar.
Kredibilitas dari sumber pesan menjadi fokus dari komunikasi persuasif. Dalam mengelola pesan, yang harus diperhatikan adalah struktur, urutan, dan makna yang terkandung dalam pesan. Karakteristik dari penerima pesan, yang meliputi kepribadian, mood, dan jenis kepercayaan yang dimiliki juga menjadi faktor penentu keberhasilan komunikasi persuasif.
2.6. Fungsi Sikap
Daniel Katz membagi fungsi sika dalam empat kategori sebagai berikut :
  • Fungsi Utilitarian
Melalui instrument suka dan tidak suka, sikap positif atau kepuasan dan menolak produk yang memberikan hasil positif atau kepuasan. Jadi, jika seseorang membutuhkan zat penghilang noda pada baju, lalu dia mendapatkan produk dengan merek C, dan setelah di konsumsikan ternyata zat dengan merek C itu dapat benar – benar menghilangkan noda, maka dia akan membentuk sikap positif terhadap merk C tersebut.
  • FungsiEgo Defensive
Orang cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk melindungi egonya dari abrasi psikologis. Abrasi psikologis bisa timbul dari lingkungan yang kecanduan kerja. Untuk melarikan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan ini, orang tersebut mebuat rasionalisasi (dengan demikian menghindar dari anxiety dan citra yang negative) dengan mengembangkan sikap positif terhadap gaya hidup yang santai.
  • Fungsi value expensive
( Mengekpresikan nilai – nilai yang di anut ) fungsi itu memungkinkan konsumen untuk mengekpresikan secara jelas citra dirinya dan juga nilai – nilai inti yang di anutnya. Misalnya : Mobil BMW mendukung mengekspresikan dirinya sebagai eksekutif yang sukses.
  • Fungsi Knowledge –organization
Karena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam memproses informasi, maka orang cenderung untuk bergantung pada pengetahuan yang di dapat dari pengalaman dan informasi dari lingkungan.
  • Attitude Toward Object Model
Menggambarkan sikap terhadap object. Jadi bisa saja seseorang mengatakan dia suka coca-cola, yang berarti dia memiliki sikap positif terhadap coca-cola.
  • Attitude Toward Behaviour Model
Menggambarkan sikap terhadap prilaku, misalnya orang yang akan mebeli pesawat televise yakni bahawa jika dia membeli pesawat televisi , keluarganya akan lebih bahagia.
  • Theory of Reasoned Action Model
Model yang menguraikan teori tindakan yang nalar. Maksud prilaku di dasari oleh gabungan dari attitude toward behavior, keyakinan social dan normative tentang apakah perilaku pantas atau tidak pantas, dan motivasi untuk berprilaku sesuai dengan keyakinan normatif.
2.7 Motivasi
Motivasi adalah dorongan dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.
Untuk memahami kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland menggambarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat digunakan pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau jasa.
2.8. Model Proses Motivasi
Schiffman dan Kanuk (2000) membuat model proses motivasi seperti berikut ini :
Anak panah dari tension reduction ke tension, maksudnya adalah bahwa seseorang yang sudah dapat mencapai tujuan tertentu seringkali mempunyai tujuan lain sebagai lanjutan. Hal ini dapat di sebabkan oleh adanya tuntutan dari lingkungannya. Misalnya, orang yang ingin masuk Fakultas Ekonomi (tension sudah reda), setelah lulus (timbul tension yang baru) lalu dia ingin melanjutkan melanjutkan ke Magister Manajemen. Maka seringkali dikatakan bahwa kebutuhan manusia itu tidak pernah terpenuhi atau terpuaskan secara mutlak.
2.9 Macam – macam motivasi :
  • Motivasi Positif
Kebutuhan (needs), keinginan (wants) atau hasrat
  • Motivasi Negatif
Ketakutan (fears), dan keengganan (aversion)
Keduanya mempunyai fungsi yang sama dalam mendorong dan mempertahankan prilaku manusia. Maka orang menyebut keduanya : needs, wants, dan desires.
Dibedakan pula antara :
  • motif rasional : manusia berprilaku rasional pada waktu mereka mempertimbangkan alternative dan memilih alternative yang memiliki paling banyak kegunaan. Dalam konteks pemasaran, konsumen memilih produk tujuan berdasarkan criteria yang objektif seperti ukuran , harga, berat, dan sebagainya.
  • Motif emosional : pemilihan tujuan berdasarkan criteria yang subyektif dan bersifat pribadi seperti kebanggaan, ketakutan, perasaan maupun status. Hal ini berhubungan dengan kebutuhan sekunder atau bahkan tersier.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dalam penulisan akalah ini penulis menjelaskan pengertian sikap, fungsinya serta pengertian motivasi. Ada beberapa macam pengertian sikap yang di sampaikan oleh para ahli. Kesumuanya mempunyai kesamaan yang Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk. Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan.
Serta untuk pengertian motivasi, motivasi adalah dorongan dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.
3.2 Saran
Penulis sadar bahwa makalah yang penulis buat ini masih belum sempurna dan penulis berharap seiring berkembangan zaman dan prkembangan teknologi yang semakin pesat, penulis berharap bagi para penyusun penyusun da penulis makalah yang akan datang agar lebih memberikan penjelasan yang lebih baik lagi serta memberikan pengertian serta masukan – masukan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Prasetijo, Ristiayani.2005. Prilaku Konsumen. Jakarta : Andi Ofset


Senin, 27 September 2010

metode riset

 senin, 27 september 2010
metode riset
                                 MARKETING STRATEGI DISKOTIK 

nama  gabrielle giri erlangga
kelas   3 EA 12
npm    10208531

jurnal 1
Besarnya animo masyarakat untuk mencari hiburan di diskotik menjadikan diskotik sebagai lahan bisnis entertainment yang cukup potensial. Hal ini secara empiris dapat dibuktikan dengan merebaknya jumlah diskotik di berbagai daerah, termasuk di jakarta. Di kota ini banyak terdapat diskotik, sehingga secara alamiah terjadi persaingan yang ketat antar diskotik. Oleh karena itu dibutuhkan strategi marketing yang yang efektif untuk dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi marketing yang ditempuh oleh manajemen Diskotik Republic untuk menarik minat masyarakat penggemar diskotik dan mengungkap hasil-hasil dari strategi yang diterapkan.
Penelitian ini dilakukan pada Diskotik Republic di Kota
jakarta. Sasaran utama penelitian adalah manajemen Diskotik Republik dan sasaran pendukungnya pengunjung diskotik tersebut. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan kombinasi teknik purposive dan accidental. Pengumpulan data menggunakan indepth interview, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis model interaktif dan analisis SWOT model Kearns.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi marketing yang diaplikasikan oleh manajemen Diskotik Republic untuk menarik minat konsumen meliputi 8 (delapan) macam strategi, yaitu : optimalisasi aspek tempat, mengutamakan citra eksklusif, strategi harga/tarif, special event, menjalin kerjasama dengan Radio yang tengah mengadakan event artis, menjalin kerjasama publikasi dengan beberapa coffee shop dan toko grosir 24 jam Circle-K, mensterilkan atribut sponsor di area diskotik, serta membangun dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Dalam perspektif analisis SWOT dapat dicermati bahwa berbagai strategi tersebut tidak lepas dari aspek-aspek kondisional yang melingkupi Diskotik Republik, baik secara internal maupun dalam hubungannya dengan kondisi eksternal. 


 jurnal 2
Hal ini dengan merujuk pada kelebihan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki Diskotik Republik, serta peluang (opportunities) yang ada, dan tantangan (threats) yang dihadapi. Keempat faktor atau aspek tersebut kemudian diidentifikasi dan dikelola sedemikian rupa oleh pihak manajemen Diskotik Republic sebagai konsideran dalam memformulasikan strategi marketing yang dianggap efektif dan efisien. Strategi marketing tersebut ternyata memberikan hasil positif yang nyata. Hal tersebut diindikasikan dengan adanya kelompok pelanggan setia dan peningkatan jumlah pengunjung, terutama pada akhir pekan dan ketika digelar event khusus (special event), di mana jumlah pengunjung bisa mencapai dua tiga kali lipat dibanding hari-hari biasa. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa strategi yang diaplikasikan selama ini sudah cukup efektif.

I.     PENDAHULUAN

A.       Latar BelakangDiskotik merupakan lahan bisnis entertainment yang cukup potensial. Indikasinya adalah merebaknya diskotik di berbagai daerah. jakarta merupakan salah satu daerah di mana terdapat banyak diskotik, diantaranya adalah Republik, Papilon, Republik. Dengan banyaknya diskotik yang ada di jakarta maka secara alamiah muncul persaingan yang ketat antar diskotik. Masing-masing diskotik berupaya dengan berbagai cara untuk menarik minat konsumen sekaligus membangun loyalitas yang tinggi pada konsumen. Merujuk pada uraian di atas maka diskotik perlu menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar bisa survive dan berkembang. Diskotik yang tidak memiliki strategi yang jitu akan sulit untuk bersaing sehingga lambat atau cepat akan tergilas oleh kompetitornya.

B.       Perumusan Masalah  

1.    Strategi marketing apakah yang ditempuh oleh manajemen Diskotik Republik untuk menarik minat konsumen penggemar diskotik ? 
 2.    Bagaimana hasil-hasil dari strategi marketing yang ditempuh ?

C.       Tujuan Penelitian

1.    Untuk mengetahui strategi marketing yang ditempuh oleh manajemen Diskotik Republik untuk menarik minat masyarakat penggemar diskotik. 
2.    Untuk mengungkap hasil-hasil dari strategi yang ditempuh manajemen Diskotik Republik. 

D.       Manfaat Penelitian 

 1.  Secara Praktis hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi manajemen Diskotik Republic dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran yang tepat. 
2. Secara Teoritis ; hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan kajian teoritis tentang strategi pemasaran dalam bisnis hiburan (entertainment) dan menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang mengkaji tema-tema serupa atau terkait.

II.       METODE PENELITIAN DAN ANALISIS 

1.       Lokasi penelitian adalah Diskotik Republik di Yogyakarta.  
2.       Sasaran Penelitian :         
  a.       Sasaran utama manajemen Diskotik Republik          
  b.      Sasaran pendukung pengunjung diskotik.  
3.       Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. 
4.       Metode pengumpulan data = wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.
5.       Teknik pengambilan = perpaduan dari teknik purposive dan accidental.
6.       Fokus Kajian
  1)       Segmen pasar yang dibidik.         

  2)       Event yang disajikan, baik reguler maupun insidentil (special event).           
  3)       Strategi yang dikembangkan untuk menarik minat konsumen          
  4)       Sumberdaya yang dikerahkan untuk menerapkan strategi.         
  5)       Efektivitas dan efisiensi strategi.         
  6)       Hasil-hasil yang diperoleh dari strategi yang diterapkan. 
7.       Teknik Analisis Data = analisisi model interaktif dan analisis SWOT model Kearns.
8.       Validitas Data menggunakan teknik triangulasi model sumber.


III.     HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian, dapat diperoleh informasi dan data mengenai sejumlah strategi marketing yang diaplikasikan oleh Diskotik Republic, yaitu sebagai berikut :

1)    Optimalisasi aspek tempat. 

Comparative advantage dari aspek lokasi/tempat secara nyata disiasati manajemen Diskotik Republic sebagai bagian dari strategi untuk dapat menarik minat konsumen, memberikan kenyamanan dan kepuasan yang optimal kepada para pengunjungnya. 
2)    Mengutamakan citra eksklusif Dari aspek tempat, kondisi tempat yang lapang dan memiliki setting dua lantai memberikan iklim yang kondusif untuk membangun citra eksklusif. Kondisi demikian relatif lebih memudahkan pengaturan desain interior sehingga ruangan diskotik didesain sedemikian rupa yang membentuk citra eksklusif dan juga mengupayakan kenyamanan yang optimal bagi para pengunjung.
3)    Special event. Special event yang digelar di Diskotik Republic terutama berorientasi pada variasi para pengisi acara dalam live music dan DJ.  Untuk itu banyak artis populer, baik artis solo maupun group band, serta DJ tamu yang didatangkan oleh pihak manajemen Diskotik Republic untuk memberikan hiburan dan kepuasan bagi para pengunjungnya. Sajian acara juga didisain dalam berbagai tema khusus, seperti reggae night, special jazz, dan lain-lain sesuai dengan bintang tamu yang diundang. Variasi lain dalam special event dilakukan pula melalui acara fashion show dan sejumlah games dengan hadiah yang menarik.
4)    Strategi harga/tarifHarga atau tarif Diskotik Republik, baik untuk cover charge maupun food and beverages, relatif lebih tinggi dibanding diskotik kompetitornya. Kebijakan ini memiliki tujuan ganda, yaitu untuk menyeleksi pengunjung dan sekaligus untuk mendukung citra eksklusif Diskotik Republic.
5)    Menjalin kerjasama dengan Radio Dalam kerjasama ini pihak manajemen Diskotik Republic antara lain melakukan langkah aplikatif berupa fasilitas free cover charge maupun memberikan diskon besar untuk order food and beverages jenis tertentu. Sebagai kompensasinya, pihak radio harus mengajak/membawa artis dan kru pendukungnya untuk berkunjung ke Diskotik Republic. 
6)    Kerjasama publikasi Cara yang dilakukan adalah dengan menyebarkan informasi event, baik reguler maupun special event, di beberapa coffee shop dan toko grosir 24 jam Circle-K. Sebagai kompensasinya, pihak diskotik memberikan tiket free charge bagi coffee shop dan toko Circle-K yang diajak bekerjasama. 
7)    Sterilisasi atribut sponsor di area diskotik.Langkah yang dilakukan adalah dengan mendisain area diskotik steril atau bebas dari atribut sponsor. Hal ini dimaksudkan untuk mengeliminasi Diskotik Republic dari identitas dan citra yang dikaitkan dengan sponsor tertentu, seperti produk rokok atau minuman tertentu.
8)    Membangun dan meningkatkan Loyalitas Pelanggan.Dalam strategi ini, upaya yang ditempuh pihak manajemen Diskotik Republic yaitu dengan memberikan diskon order food and beverage, memberikan tiket freepas/free charge, bersikap responsif-akomodatif serta menginformasikan event-event yang akan diadakan dalam waktu dekat atau yang tengah direncanakan. Strategi marketing yang diterapkan selama ini ternyata memberikan hasil positif yang nyata. Hal tersebut antara lain diindikasikan dengan adanya para pelanggan setia dan peningkatan jumlah pengunjung, terutama pada akhir pekan dan ketika digelar event khusus. Strategi marketing yang dilakukan oleh Diskotik Republik dalam menarik minat konsumen dapat dianalisis melalui unsur-unsur dalam perspektif analisis SWOT, yaitu sebagai berikut : 
1.         Kekuatan (Strength)Letak yang strategis, Tempat yang luas dan nyaman, Menawarkan citra ekslusif, Adanya kelompok pelanggan setia, Sajian special event, Tarif – Seleksi Pengunjung. 
2.         Kelemahan (Weakness)Tarif yang relatif mahal, Eksistensinya yang belum lama. 
3.         Peluang  (Opportunity)Masyarakat haus hiburan, Hiburan di diskotik sebagai icon hiburan bagi masyarakat kota dan modern, Meningkatnya kebutuhan konsumen akan tempat hiburan yang bercitra eksklusif, segmen pasar.
4.         Ancaman / Tantangan (Threath)Iklim kompetisi (tingkat persaingan) yang ketat antar diskotik. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Diskotik Republik juga dapat dihubungkan dengan analisis SWOT model Kearns, yang dapat disusun dalam matrik sebagai berikut : 
Matrik Analisis SWOT Model Kearns tentang Strategi Marketing Diskotik Republic
Faktor  Eksternal         Faktor Internal
Opportunities
1.      Masyarakat haus hiburan.2.      Diskotik sebagai icon hiburan masyarakat urban-modern.
3.      Kebutuhan akan tempat hiburan yang eksklusif.
4.      Segmen sasaran.
Threats
1.     Banyak pesaing - Iklim kompetisi ketat.
2.     Pesaing lebih dulu eksis sehingga relatif lebih berpengalaman dan mengenal medan.
Strength
1.      Lokasi strategis.2.      Tempat luas, nyaman.3.      Citra eksklusif.4.      Pelanggan setia.5.      Special event.6.      Tarif – seleksi pengunjung.
(Comparative Advantage)*        Optimalisasi aspek tempat.
*        Menjaga / mengutamakan citra eksklusif.*        Special event.
(Mobilization)*   Sterilisasi interior diskotik dari media iklan / sponsorship.
Weakness
1.      Eksistensi masih baru, pengalaman minim.2.      Tarif relatif mahal.
(Investment-Divestment)*    Strategi harga/tarif.
*    Membangun loyalitas pelanggan setia (akomodatif, apresiatif, informatif).
(Damage Control)*   Kerjasama dengan radio yang sedang mengadakan event dengan kompensasi diskon F & B.
*   Kerjasama publikasi dengan sejumlah coffe shop dan grosir 24 jam Circle-K

IV.  KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.       Kesimpulan 

Strategi marketing yang diaplikasikan oleh manajemen Diskotik Republic untuk menarik minat konsumen meliputi 8 (delapan) macam strategi, yaitu : optimalisasi aspek tempat, mengutamakan citra eksklusif, strategi harga, sering mengadakan special event, menjalin kerjasama dengan Radio yang tengah mengadakan event artis, menjalin kerjasama publikasi dengan beberapa coffee shop dan toko grosir 24 jam Circle-K, mensterilkan atribut sponsor di area diskotik, serta membangun dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Strategi marketing yang diaplikasikan oleh manajemen Diskotik Republic untuk menarik minat konsumen ternyata memberikan hasil positif yang nyata. Hal tersebut diindikasikan dengan adanya kelompok pelanggan setia dan peningkatan jumlah pengunjung, terutama pada akhir pekan dan ketika digelar event khusus (special event), di mana jumlah pengunjung bisa mencapai dua tiga kali lipat dibanding hari-hari biasa. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa strategi yang diaplikasikan selama ini sudah cukup efektif. 
B.       Implikasi
 1.         Pihak manajemen perlu untuk terus mengembangkan inovasi dalam menyajikan event. Hal ini tidak saja ditujukan untuk mereduksi potensi kejenuhan pada pengunjung tetapi juga sebagai bagian untuk membangun kepuasan yang optimal bagi customernya, mengingat dengan variasi dan inovasi event maka keinginan dan kebutuhan customer dapat dicover secara optimal.  
2.         Upaya untuk membangun citra eksklusif juga perlu dipertahankan untuk mempertegas positioningnya sekaligus membedakan eksistensinya dibandingkan dengan diskotik lain di Kota jakarta yang menjadi kompetitornya. Hal ini didasari pertimbangan bahwa semakin banyak pengunjung diskotik yang menekankan aspek eksklusif karena dapat memberikan nilai tambah (added value) berupa gengsi tersendiri bagi pengunjung. 

Daftar Pustaka 

Albers, Alison B., and Lois Bierner, 2004,  Young Adults: Vulnerable New Targets of Tobacco Marketing, American Journal of Public Health; Feb 2004; 94, 2; Academic Research Library, Pg. 326.
     Alma, Buchari M., 2000, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung.Assauri, Sofyan, 1994, Manajemen Produksi. Edisi Ketiga, LPFE Universitas Indonesia, Jakarta.Cravens, David, W., 1996, Pemasaran Strategis, Terjemahan Lina Salim, Erlangga, Jakarta.Bogdan, Robert dan Steven Taylor, 2000, Pengantar Metode Kualitatif, Terjemahan Tjejep Rohendi, Usaha Nasional, Surabaya. Kasali, Rhenald, 2001, Manajemen Pemasaran, Liberty, Yogyakarta.
Kher, Unamesh, 2003, How to Sell XXXL, Journal of Consumer Marketing, Vol. 12 No.4Kotler, Philip, 1997, Manajemen Pemasaran ; Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta.                   , 1999, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jilid 2, Prenhallindo, Jakarta.Lincoln, Yvonna dan Egon Guba, 1985, Naturalistic Inquiry, Sage Publication, Beverly Hills, USA.Miles, Mathew B. dan Huberman, Michael A., 1992, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan Tjejep Rohendi, UI Press, Jakarta.Moleong, Lexy J., 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.Rangkuti, Freddy, 2000, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.Salusu, J., 2000, Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit, Grasindo, Jakarta.Scelfo, Julie, 2007. Clubbing For Kids; Newsweek. Apr 30, 2007. New York: Vol.149, Iss. 17;  pg. 15.Sutopo, Heribertus, 1988, Pengantar Penelitian Kualitatif; Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Swastha, Basu dan Irawan, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandi, 1998, Strategi Pemasaran, ANDI, Yogyakarta.Umar, Hussein, 2001, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.